Bubur Tradisional Aneka Rasa, Hangat dan Nikmat

Editor: Makmun Hidayat

“Tahun lalu, bulan puasa tidak terlalu ramai orang berburu takjil saat menjelang berbuka puasa, tetapi tahun ini sudah cukup ramai. Saya berjualan bubur dua panci besar dan selalu habis sejak awal Ramadan sampai sekarang,” katanya.

Suratman biasa berjualan di tepi jalan, dekat Pasar Wage Purwokerto. Ia sudah memarkir sepeda motor yang bagian belakangnya dilengkapi gerobak bubur sejak pukul 10.00 WIB. Pada bulan puasa ini, menjelang sore dagangannya sudah laris-manis.

Bubur candil dagangannya, selain dicampur dengan bubur sum-sum, biasanya juga dilengkapi dengan bola-bola ketan yang terbuat dari tepung beras dan tapioka. Sehingga ada tiga lapis jenis bubur dalam satu gelas.

“Tidak semua dalam satu cup berisi tiga jenis bubur, tergantung permintaan pembeli, kadang ada yang hanya meminta bubur candil saja, atau candir dicampur bubur sumsum tetap kita layani,” katanya.

Pembuatan bubur candil ini sebenarnya cukup mudah, hanya saja karena ada tiga jenis bubur yang dimasak, sehingga cukup memakan waktu. Untuk pembuatan bubur candil, hanya dengan memasak air panas, kemudian butiran mutiara dimasukkan dan diberi gula.

Sedangkan untuk bubur sum-sum terbuat dari tepung beras dan santan. Cara membuatnya rebus dahulu santan yang disertai daun pandan untuk memberikan aroma harum, setelah mendidih masukan tepung beras sedikit demi sedikit dan diberikan garam secukupnya.

Lihat juga...