Sektor Usaha Perikanan di Bandarlampung Berjalan Normal

Editor: Koko Triarko

Suminah bilang, pelanggan tetap usaha penggilingan ikan memesan dalam jumlah banyak. Sebaliknya, sejumlah pelaku usaha warung makan sementara mengurangi permintaan. Sebab, saat Ramadan operasional warung makan mengurangi stok. Meski tetap buka, sebagian hanya menyediakan stok terbatas dan buka jelang sore hari. Jenis ikan yang disiapkan berupa kiter, tenggiri, simba, tuna, tengkurungan dan ikan lain.

Nurhadi, pelanggan ikan di lapak Suminah, menyebut mata rantai distribusi terhambat saat awal Ramadan. Kondisi itu normal, karena nelayan sementara istirahat melaut. Beruntung, sejumlah pedagang ikan dengan fasilitas cold storage memiliki stok. Pe rhari ia bisa menjual rata-rata 20-30 kilogram ikan giling. Namun kala Ramadan, permintaan bisa menjadi 50 kilogram.

Rantai distribusi produk berbasis ikan, lancar karena suplai atau pasokan stabil dan demand atau permintaan meningkat. Munculnya sejumlah pasar takjil saat sore jelang waktu berbuka puasa mendorong peningkatan permintaan ikan giling. Pasokan ikan giling disiapkan dalam produk makanan yang dibekukan (frozeenfood).

“Penggunaan cold storage mendukung sektor usaha kecil dalam pemenuhan stok ikan giling,” ulasnya.

Halimah, pemilik usaha ikan giling, menyebut distribusi produk berbahan ikan cenderung stabil. Ia telah memiliki pelanggan tetap pedagang cuanki, siomay, bakso ikan, otak otak dan kerupuk ikan. Saat Ramadan, permintaan juga berasal dari sejumlah ibu rumah tangga. Pembuatan pempek, tekwan dan olahan ikan menjadi salah satu menu untuk berbuka puasa.

Memudahkan pelanggan, ia bahkan akan mengantar ikan giling kemasan. Ikan giling kemasan berukuran 250 gram hingga 1 kilogram. Menyesuaikan jenis ikan, ia menjual ikan giling mulai harga Rp45.000 hingga Rp75.000. Ikan giling yang banyak diminati berasal dari jenis ikan kiter, baji baji dan tenggiri. Lancarnya pasokan ikan ikut mendukung usaha miliknya.

Lihat juga...