Puasa dari Sudut Pandang Ruhani

OLEH: HASANUDDIN

Salah satu caranya membersihkannya adalah dengan menahan lapar dan haus sepanjang waktu. Sehingga berbuka puasa pada saat waktu magrib, mesti dipahami secara syar’i bahwa sekadar untuk membatalkan puasa saja, dan bukan untuk membuat kembali perut kenyang, hingga buncit karena memakan makanan dan minuman yang berlebihan.

Pertahankan suasana lapar dan hausnya, sekalipun telah berbuka puasa. Karena keadaan lapar dan haus itu lebih baik untuk melaksanakan ibadah salat lail yang dianjurkan untuk diperbanyak dalam bulan Ramadan. Jika perut kenyang, maka rasa kantuk akan menyertai, tubuh jadi lemas, dan itu menyulitkan untuk beribadah di malam hari.

Dengan cara itu, tubuh akan terasa ringan, dan lebih mudah untuk fokus. Dengan ibadah yang khusyu di malam hari yang diperbanyak. Semua itu adalah hadiah yang Allah berikan kepada mereka yang menjalani ibadah puasanya dengan benar.

Namun sebaliknya, jika sekadar menahan lapar dan haus saja sesuai syar’i maka bisa jadi yang akan diperoleh hanya lapar dan haus saja, sebagaimana sabda Nabi yang sudah sangat terkenal, karena tiap tahun diceramahkan para dai di masjid-masjid saat bulan Ramadan.

Jika benar-benar ingin menikmati hadiah yang banyak dari Allah swt, usahakanlah bahwa tidak sebutir nasi, atau kurma pun yang Anda konsumsi, melainkan dengan izin Allah, sekalipun makanan itu halal bagi Anda. Kesadaran seperti ini, akan membawa Anda berpuasa secara suluk, sebagaimana yang dilakukan para salikhin.

Semoga Allah swt, berkenan memberi kita semua kesempatan, bimbingan dan pembinaan-Nya dalam menjalani puasa di bulan Ramadan tahun ini, dan pada setiap ibadah yang kita laksanakan di dalamnya. ***

Lihat juga...