PERHATIKANLAH, bagaimana orang-orang yang beriman menyambut kedatangan bulan suci Ramadan. Mereka menyambutnya dengan suka cita, sembari berkirim ucapan selamat, serta saling memohon dan memberi maaf satu sama lain, sembari berharap bahwa Allah swt., merahmati mereka, mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu, dan memudahkannya dalam meraih kemenangan di bulan yang penuh ampunan.
Bulan yang benar-benar penuh keakraban. Yang mampu karena memiliki harta berlebih pada bulan ini dengan ikhlas berbagi makanan, minuman, dan bersedakah kepada yang kurang mampu. Yang pernah berselisih kata, segera memohon agar diampuni kesalahannya.
Yang selama ini jarang bertemu, karena kesibukannya masing-masing, akhirnya seringkali bertemu, dan pertemuannya pun di tempat yang dirahmati Allah, di masjid kala mereka datang menunaikan salat malam (tarawih) bersama selama bulan Ramadan.
Bukan hanya keakraban antarsesama manusia, antarsesama orang yang beriman. Bulan Ramadan ini juga mengakrabkan orang beriman dengan al-Quran. Jika di luar bulan Ramadan, jarang sekali mereka menyentuh atau membaca al-Qur’an, di bulan Ramadan ini, mereka semua berusaha agar mampu mengkhatamkan Al-Qur’an. Terjadi keakraban dengan Al-Qur’an. Sesuatu yang tentu saja, akan membawa kepada keakraban dengan pemilik firman-Nya.
Orang-orang yang beriman, semakin meningkat keimanannya dengan memperbanyak membaca al-Qur’an, mempelajari dan mencoba memahami isinya. Memperbanyak qiyamul lail, yang jarang dilaksanakan di luar bulan Ramadan.
Keakraban antara hamba dengan Sang Khaliq, itulah fenomena yang paling menakjubkan dengan datangnya bulan Ramadan. Maka bulan Ramadan, disebut pula dengan bulan penuh ampunan, karena setiap orang saling memberi maaf satu sama lain, yang disaksikan oleh Allah swt. Setiap orang berbagi berkat, sehingga disebut bulan penuh berkah. Di mana-mana terjadi proses belajar-mengajar tentang makna dan kandungan al-Quran, sehingga membawa rahmat bagi orang-orang yang beriman.