Puasa dari Sudut Pandang Ruhani

OLEH: HASANUDDIN

Karena itu, ruh yang telah mengenali hakikat rahasia ini akan memberikan cintanya kepada Zat Ilahi, dan tidak ingin berpisah dengan-Nya. Allah swt berfirman:

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَاسْتَقِيمُوا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ وَوَيْلٌ لِلْمُشْرِكِينَ (6) الَّذِينَ لَا يُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ بِالآخِرَةِ هُمْ كَافِرُونَ (7) إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ (8) }

“Katakanlah, bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya. Dan kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-(Nya), (yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kafir akan adanya (kehidupan) akhirat. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh, mereka mendapat pahala yang tiada putus-putusnya” (QS. Fushilat (41) ayat 6-8).

“Tetaplah pada jalan yang lurus, dan mohonlah (hanya) kepada-Nya”. Demikian itulah perintah Allah kepada ruh, tat kala ruh telah mengenali-Nya. Demikianlah puasa itu, baik secara syariat maupun secara rohani. Jika selama ini pelaksanaan puasa yang dilakukan telah benar sesuai  syariat, maka tidak ada salahnya, jika diusahakan meningkatkannya secara ruhani, selama masa bulan Ramadan, syukur-syukur jika Allah memberikan bimbingan melaksanakannya dalam seluruh sisa umur kita.

Puasa adalah Hadiah Allah bagi Manusia

Maksud berpuasa adalah menyucikan diri dari segala kotoran yang ditinggalkan oleh aktivitas hawa nafsu. Berkaitan dengan itu maka amalan puasa, menurut ajaran Islam menganjurkan agar seluruh anggota tubuh disertakan dalam pelaksanaan ibadah puasa. Karena di seluruh tubuh terdapat sisa-sisa kotoran bekas aktivitas nafsu yang mesti dibersihkan.

Lihat juga...