Pohon Produktif Jadi Alternatif Warga Pesisir Timur Lamsel Cegah Abrasi

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Abrasi pantai terjadi di sejumlah kawasan di pesisir Timur Lampung Selatan. Abrasi dominan disebabkan oleh faktor alam seperti gelombang pasang dan angin kencang. Selain itu, juga faktor reklamasi untuk kepentingan pembangunan dermaga.

Ahmat, warga Desa Legundi, Kecamatan Ketapang, menyebut abrasi telah mengubah bentang alam pantai. Sejumlah pohon tumbang tergerus gelombang selama belasan tahun.

Abrasi mengakibatkan rumah Ahmat, warga Desa Legundi, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan, makin dekat dengan pantai berjarak lima meter dari semula puluhan meter, Rabu (14/4/2021). -Foto: Henk Widi

“Upaya pencegahan abrasi dilakukan warga dengan penanaman pohon, berupa kelapa, waru laut, ketapang, ketapang kencana, cemara laut. Namun, sebagian tanaman tersebut roboh imbas angin Timur yang melanda,” kata Ahmat, saat ditemui Cendana News, Rabu (14/5/2021).

Ahmat menjelaskan, rehabilitasi pantai terimbas abrasi dilakukan secara swadaya oleh warga. Ia melakukan penanaman pohon kelapa secara berjajar di tepi pantai, dikombinasikan dengan pohon ketapang. Dampak abrasi berimbas jarak rumah dengan pantai makin dekat. Lima tahun sebelumnya, jarak rumah dengan pantai mencapai puluhan meter, kini mencapai lima meter.

“Upaya terus dilakukan warga di sekitar pantai dengan menanam berbagai jenis pohon, sebagian yang mati kami ganti dengan tanaman baru untuk mengembalikan kondisi tanah di pesisir pantai Legundi,” terang Ahmat.

Ahmat bilang, rehabilitasi pantai untuk mencegah abrasi efektif dilakukan dengan penanaman pohon. Sebab, wacana pembuatan tanggul pemecah ombak akan mengganggu budi daya kerang hijau dan rumput laut. Sebagian warga membuat talud secara swadaya memanfaatkan patok kayu, bambu dan batu. Patok kayu berbahan batang waru, sebagian tumbuh memperkuat talud dari terjangan ombak.

Lihat juga...