OJK Sarankan Teliti Sebelum Beli Asuransi Jiwa

JAKARTA – Direktur Pelayanan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Sabar Wahyono, memberikan sejumlah kiat untuk para calon nasabah sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli produk asuransi jiwa.

“Perhatikan penerbit produknya, apakah mereka punya izin atau tidak,” kata Sabar, melalui diskusi media daring.

Lebih lanjut, Sabar mengatakan calon nasabah juga harus membaca dengan seksama polis asuransi yang akan dibeli, lantaran di dalam polis semua hal terkait sudah dijelaskan. Terlebih, terkadang agen asuransi tidak menjelaskan kepada calon konsumen terkait risiko.

“Jadi, di benak konsumen itu hanya naik, padahal dia juga harus tahu kalau ada naik dan turun. Jadi, minta penjelasan agen sejelas-jelasnya,” kata dia.

Saat bertemu dan membicarakan polis, ia menyarankan baik agen maupun calon nasabah juga harus memiliki alat bukti. Salah satunya dengan merekam pembicaraan terkait pembahasan tersebut.

“Jadi, ketika nanti ada masalah atau dugaan mis-selling, rekaman tersebut bisa ditunjukkan untuk penyelesaian masalah,” ujar Sabar.

Hal ini, lanjut dia, adalah untuk menghindari mis-selling. Sabar mengatakan pengaduan dari masyarakat kepada OJK terhadap industri asuransi masih didominasi mis-selling (ketidaksesuaian produk layanan dengan penawaran), terutama terkait produk asuransi yang dikaitkan investasi (Paydi) atau unit-linked.

Pengaduan konsumen kepada OJK terkait Paydi pada 2019 sebanyak 360, kemudian meningkat hampir dua kali lipat jadi 593 di 2020. Pada 2021 sampaibulan April, sudah terdapat 273 pengaduan terkait hal tersebut.

Menambahkan, Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Togar Pasaribu, mengatakan bahwa calon nasabah harus memahami produk asuransi yang akan dibeli. Selain itu, juga memastikan kesesuaian produk tersebut dengan kebutuhan.

Lihat juga...