Domba Garut, Ternak Lokal Berharga Ratusan Juta

Domba garut yang tampil di pamidangan memiliki kelas tersendiri. Kelas C memiliki bobot 65 kg ke bawah, kemudian Kelas B memiliki bobot 65-75 kg, dan Kelas A memiliki bobot di atas 75 kg.

Domba yang dipertandingkan harus satu kelas dengan jumlah pukulan maksimal 20 kali, meskipun di tengah pertandingan wasit bisa memberhentikannya bila ada masalah yang bisa membahayakan domba.

Menurut Ketua HPDKI Kabupaten Garut, Riki Muhamad Sidiq (34), domba garut bisa memiliki nilai istimewa bila juara di pamidangan, untuk itu banyak peternak mengikutsertakan domba garutnya bertanding agar bisa diukur keistimewaannya.

Tradisi adu ketangkasan domba garut itu, kata Riki, menjadi jembatan meningkatkan pamor domba garut, dan bisa memberikan keuntungan bagi peternaknya, karena ada transaksi jual beli domba saat pamidangan berlangsung.

Domba garut tidak hanya memiliki daya tarik seni di pamidangan, keistimewaan lainnya, yaitu sebagai daging konsumsi yang saat ini di Garut sudah cukup banyak rumah makan menawarkan berbagai menu makanan daging domba garut.

Kuliner dari daging domba garut itu selain yang sudah favorit, yakni satai dan gulai, ada juga domba guling, dan yang saat ini mulai ramai di Garut, yaitu nasi liwet domba garut.

“Daging domba garut ini memang memiliki kualitas yang bagus untuk dikonsumsi, beda dengan daging domba jenis lainnya,” kata Riki.

Keunggulan daging domba garut itu mendorong pelaku usaha kuliner di Garut menyajikan menu makanan dari daging domba garut, salah satunya Jajang Riyadi, pemilik usaha kuliner Bonita dari Garut.

Jajang sebagai juru masak, menyebutkan menu makanan unggulannya yaitu daging domba garut yang siap dimasak dengan cara di gulai, satai, guling, termasuk saat ini produk kulinernya yang sudah cukup terkenal di masyarakat yaitu nasi liwet domba.

Lihat juga...