Cerita Pendek Tiga Paragraf, Alternatif Media Pembelajaran yang Menarik

Editor: Koko Triarko

Cerita tiga paragraf ini, lanjutnya, akan sangat membantu pendidik dalam melatih bercerita secara ringkas, namun tepat guna. Nilai dan pesan-pesan kebaikan bisa dimasukkan dalam cerita dengan tetap menarik perhatian siswa.

Hal tersebut juga sudah dipraktikkannya dalam cerita dongeng fabel, yang dipaparkan menggunakan alat peraga berupa wayang fabel, berwujud hewan-hewan yang terbuat dari kertas karton.

Tidak sekadar bercerita, pada akhir pentas juga diselingi diskusi tentang pesan-pesan edukatif yang disampaikan dalam cerita tersebut.

“Ini menjadi bagian dari upaya pemanfaatan cerita pendek tiga paragraf dengan menggabungkannya bersama wayang fabel,” tandasnya.

Hal senada juga disampaikan Ahmad Rifai, yang juga dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UPGRIS.

“Pentigraf fabel dapat dimanfaatkan oleh guru sebagai media pembelajaran, dalam menyampaikan isu-isu terkini yang dikontekstualisasikan ke dalam cerita, sehingga tidak hanya sekadar menghibur, namun juga mengedukasi,” tandasnya.

Struktur pentigraf adalah permulaan, tengah dan penutup. Kisah harus terus bergerak maju lengkap dengan konflik dan resolusi. Paragraf pertama berisi pengenalan tokoh, paragraf ke dua berisi alur termasuk konflik yang dialami tokoh. Paragraf ke tiga berisi penyelesaian konflik.

Lihat juga...