Anggota DPR: Produksi Garam di Rakyat Banyak yang Belum Terserap

JAKARTA — Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin mengingatkan bahwa produksi garam di rakyat masih banyak yang belum terserap sehingga seharusnya tidak dilakukan kebijakan membuka impor komoditas tersebut.

“Garam di rakyat saat ini masih banyak yang belum terserap. Kalo impor diteruskan, ini sama saja menenggelamkan kehidupan petani garam secara pelan-pelan,” kata Andi Akmal Pasluddin di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, langkah impor ini jalan pintas untuk memenuhi kebutuhan garam industri, tanpa memikirkan keberadaan garam rakyat yang mestinya ditingkatkan levelnya sehingga memenuhi syarat kebutuhan industri.

Hal ini disampaikan Akmal menanggapi keputusan pemerintah untuk melakukan impor garam pada tahun ini pada Rakor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Politisi Fraksi Partai Keadilan Sejahtera ini menyatakan bahwa dirinya mendapat banyak sekali keluhan dan curhatan dari petani-petani garam rakyat di berbagai daerah.

Akmal mengatakan, dirinya merasakan psikologis para petani garam ini karena ia juga besar di lingkungan pantai di Bone Sulawesi Selatan yang banyak juga penduduknya bekerja sebagai nelayan yang  menggantungkan kehidupannya dari laut.

Ketersediaan garam nasional, tambah Akmal, sangat cukup untuk memenuhi semua kebutuhan baik industri maupun konsumsi, bahkan berlebih jika pengelolaannya baik.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono sudah mendorong penjualan komoditas garam oleh petambak dapat memanfaatkan saluran digital seperti melalui sarana daring agar jangkauan pemasarannya lebih luas.

Menurut dia, saat ini pemasaran garam secara digital memang sudah berjalan, tetapi dinilai masih belum maksimal.

Lihat juga...