Muslih Meraup Untung dari Usaha Kelapa Bakar
Editor: Makmun Hidayat
Setiap hari dia menghabiskan 90 butir kelapa bakar, dengan harga yang berbeda tergantung dari varian yang dipesan pembelinya.
“Saya juga kan jual kelapa bakar original, harganya Rp 16 ribu. Kalau yang pakai rempah-rempah Rp 22 ribu, dan yang rempah pakai telur Rp 27 ribu. Tapi jenis kelapa bakarnya juga ada dua, yaitu kepala biasa dan hijau. Selisih harga juga beda lebih mahal kelapa bakar hijau, contohnya untuk yang pakai rempah itu Rp 25 ribu,” ungkapnya.
Dia menyebut, kelapanya dipasok dari daerah Lampung, Serang dan Sukabumi. Sedangkan untuk proses bakar kelapanya menghabiskan waktu sekitar satu jam setengah.
Kelapa-kelapa muda itu dimasukkan ke dalam tabung berbahan belahan drum, yang atasnya dilengkapi dengan cerobong untuk mengeluarkan asap agar tidak tersebar luas.
Dalam tabungnya, diberi batok kelapa sebagai bahan untuk proses membakar kelapanya.
“Untuk satu kali proses bakar itu sekitar 40 kelapa, dan lama bakarnya itu satu setengah jam. Nah, agar kepulan asap tidak menganggu warga karena di sini dekat perumahan, saya buatkan cerobong ke atas di tabung pembakarannya,” ujarnya.
Muslih mengaku merintis usaha ini, awalnya dia ikut membantu kakaknya berdagang kelapa bakar ini. Namun di pertengahan jalan, kakaknya akan melepas usaha kelapa bakar ini.
Hingga kemudian, Muslih pun berminat meneruskan usahanya dengan membeli semua peralatan dan menyewa tempatnya.
“Ya, awalnya saya bantu kakak jualan kelapa bakar ini. Nah, terus dia mau lepas usahanya ini, ya saya bilang biar saya saja yang nerusin. Saya bayar waktu itu Rp 24 juta untuk peralatan dan sewa tempatnya ini,” ujarnya.
Kini setelah empat tahun merintis usaha kelapa bakar, Muslih selalu kebanjiran pembeli, baik dalam kondisi suasana panas maupun dingin dikala musim hujan saat ini.