Biostimulan Tingkatkan Produktivitas Tanaman Pangan
Editor: Koko Triarko
JAKARTA – Kebutuhan pangan yang terus meningkat dari tahun ke tahun, linear dengan pertumbuhan populasi mendorong tingkat permintaan dari produksi pertanian. Namun, faktanya ketersediaan dan kesuburan lahan malah makin menurun.
Peneliti Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia (PPBBI), Dr. Joko Santoso, M.Sc., menyebutkan berdasarkan data, rerata peningkatan kebutuhan pangan secara global bisa melebihi 50 persen. Kebutuhan daging dan produk susu bisa mencapai lebih dari 60 persen serta sayuran dan buah bisa mencapai angka yang lebih tinggi.
“Karena ketersediaan dan kesuburan lahan terus menurun sebagai akibat penggunaan metode pertanian yang tidak berkelanjutan, maka diperlukan biostimulan untuk mencapai produktivitas berkelanjutan,” kata Joko dalam acara online yang diikuti Cendana News, Senin (15/2/2021).

Ia menjelaskan, biostimulan adalah senyawa atau mikroba atau formula yang menstimulasi proses dari peningkatan pertumbuhan tanaman.
“Dalam proses produksi, ada enam faktor yang dibutuhkan. Pupuk, pestisida tanaman, biokontrol, biostimulan, teknologi dan alsin. Bukannya biostimulan tidak dipergunakan selama ini, tapi persentase sedikit. Sehingga menyebabkan ketidakberlanjutan dalam proses produksi,” urainya.
Padahal, dalam penelitian skup lapang dan juga kerja sama dengan beberapa perkebunan dan perusahaan, terbukti penggunaan biostimulan berhasil meningkatkan jumlah produksi.