Belum Miliki Alat Pengolah, Petani Jual Biji Kakao Kering
Editor: Makmun Hidayat
Harni bilang pernah mengolah kakao dengan cara tradisional. Kakao yang telah kering disangrai bersama beras, ditambah dengan gula aren. Selanjutnya hasil sangrai bahan bahan tersebut dihaluskan memakai blender. Hasilnya bubuk kakao memiliki rasa manis yang bisa digunakan untuk bahan pembuatan kue bolu dan minuman coklat hangat.
“Petani masih bisa berinovasi memanfaatkan petunjuk dari Youtube untuk membuat bubuk kakao, namun hasilnya belum maksimal,” paparnya.
Penggunaan bubuk kakao untuk pembuatan kue kering nastar, bolu kerap memakai bubuk produk pabrik. Stevani, mengaku memanfaatkan kakao untuk pelezat rasa kue kering yang dibuat. Produk kakao yang dibeli sebutnya merupakan campuran kakao dan bahan lain yang memiliki daya simpan lama. Ia menyebut pernah menggunakan bubuk kakao buatan sendiri meski hasilnya kurang sempurna.
Proses pembuatan bubuk kakao melalui proses roasting atau sangrai masih memakai oven sederhana. Setelah biji kakao kering melalui proses pengovenan, biji dicampur dengan kacang almond. Pencampuran gula merah bisa dipergunakan sebagai penambah cita rasa. Selain tambahan gula,bubuk kakao bisa ditambahkan dengan susu agar rasa tidak pahit.
“Pembuatan bubuk kakao atau coklat untuk konsumsi sendiri masih bisa dilakukan namun tidak untuk dijual,” sebut Stevani.
Pedagang kue kering, Rudi di Pasar Bambu Kuning menyebut produk berbahan kakao sangat beragam. Bubuk kakao digunakan untuk penambah rasa kue kering. Produk coklat berupa kue, permen banyak berasal dari produsen di Jawa Barat. Kakao yang telah diolah sebutnya akan meningkatkan nilai jual. Namun petani penanam kakao masih terkendala edukasi cara pengolahan kakao menjadi bubuk untuk bahan kue.