Jurnalis Berperan Penting Dukung Vaksinasi Corona

Dalam kesempatan itu, Berger turut menyoroti banyaknya rumor dan kabar bohong yang beredar selama pandemi COVID-19 serta vaksin. Terkait itu, ia mengatakan masyarakat juga mengandalkan para jurnalis untuk melacak dan mengklarifikasi berbagai kabar bohong yang beredar, khususnya di media sosial.
Ia menyebut jurnalis bekerja layaknya “petugas bersih-bersih untuk masyarakat” (society’s janitor) karena mereka tidak hanya menelusuri dan membersihkan kabar bohong sampai ke akarnya, tetapi turut mengungkap pihak-pihak tertentu yang meraup keuntungan dari penyebaran informasi menyesatkan tersebut.
Dalam acara yang sama, Gabriella Stern memberikan pendapat tidak jauh berbeda terkait peran penting jurnalis dalam penanggulangan pandemi COVID-19.
Stern mengatakan WHO mengandalkan laporan dari para jurnalis di berbagai negara demi mengetahui masalah dan kondisi masyarakat selama pandemi sehingga nantinya badan kesehatan dunia itu dapat menyusun kebijakan serta memberi rekomendasi yang tepat sasaran.
“WHO berterima kasih atas kerja sama kalian (para jurnalis, red) yang menyajikan informasi berbasis bukti ke masyarakat selama situasi pandemi yang terus berubah cepat dan serius ini,” kata Stern.
Stern menyampaikan WHO butuh dukungan para jurnalis untuk menyalurkan informasi yang disertai bukti ke masyarakat, serta melawan ketakutan dan rumor yang muncul akibat kabar bohong.
Ia pun mendorong seluruh peserta, yang sebagian besar adalah para wartawan, untuk terus mengikuti informasi dari jumpa pers atau sesi pengarahan berkala WHO demi mendapatkan informasi terbaru mengenai pandemi.
WHO, UNESCO, dan Knight Center for Journalism in the America — yang bernaung di bawah University of Texas, menggelar acara pelatihan reportase vaksin secara virtual untuk para jurnalis dari berbagai negara selama satu hari. Acara tersebut didanai oleh Uni Eropa (EU).