Tugas Berat Menanti Joe Biden

Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden menyampaikan pidato hasil pemilihan presiden 2020 kepada wartawan di Wilmington, Delaware, AS, pada 5 November 2020. -Ant/Reuters

JAKARTA – Setelah empat hari menunggu yang terlalu lama, menurut ukuran Amerika Serikat yang sudah biasa melihat hasil pemilihan umum beberapa jam begitu pemungutan suara selesai, berbagai jaringan televisi dan media AS termasuk Fox News yang terkenal, condong kepada petahana Presiden Donald Trump, menyatakan calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, sebagai pemenang pemilihan presiden 2020.

Kepastian itu diperoleh setelah Biden merebut Pennsylvania dan Nevada, sehingga total untuk sementara memperoleh 290 suara elektoral atau 20 suara elektoral lebih banyak dari batas 270 suara elektoral, agar memenangkan pemilihan presiden AS tahun ini.

Biden yang akan menjadi presiden ke-46 AS itu masih bisa menambah 16 suara elektoral dari Georgia, dan tengah membuntuti Trump di North Carolina yang memiliki 15 suara elektoral.

Kemenangan itu juga membuat demokrasi AS selaras kembali dengan praktik umum, bahwa siapa yang mendapatkan suara terbanyak dialah yang semestinya memimpin seperti lazim berlaku di negara demokrasi lainnya.

Trump sendiri adalah presiden ke lima dalam sejarah AS yang menang, tetapi kalah dalam jumlah suara pemilih (popular vote) sewaktu memenangkan pemilu 2016.

Saat itu, Trump mengalahkan Hillary Clinton dengan komposisi suara elektoral 304 melawan 227, namun kalah 3 juta suara dari Hillary yang mendapatkan 65,83 juta popular vote.

Empat presiden AS lainnya yang melangkah ke Gedung Putih seperti Trump adalah John Quincy Adams pada 1824, Rutherford B. Hayes pada 1876, Benjamin Harrison pada 1888, dan George W. Bush pada 2000.

Kini, Biden telah mengembalikan demokrasi ke asalnya setelah unggul baik dalam suara elektoral maupun popular vote, setelah juga melampaui Trump dalam jumlah popular vote, 75 juta suara melawan 70,6 juta suara.

Lihat juga...