SikkaPedia Lolos FBK 2020 Kemendikbud
Editor: Mahadeva

Nyong Franco menyebut, dia bermimpi tentang sebuah pustaka budaya dalam bentuk digital. Dan hal itu yang mendorongnya mengajukan proposal ke Kemendikbud. “Saya bahkan menyampaikan kepada pihak Kemendikbud saat verifikasi, kalau memang kurang lengkap dibatalkan saja tetapi ternyata tidak dibatalkan,” jelasnya.
Nyong Franco menyebut, pihak Kemendikbud menawarkan hasil akhir dari fasilitasi tersebut tidak dibuat website. Tetapi dimasukan ke hard disk dan diserahkan kepada mereka. Dari konsultasi yang dilakukan, teman-teman Franco di Sikka berharap, data boleh dipakai, karena biaya untuk menggali data besar. Dan akhirnya dari proses negosiasi, proposal diubah agar bisa melanjutkan program SikkaPedia. “Kita dikasih waktu bekerja selama tiga bulan, sehingga kita tidak bisa gali semuanya, dan hanya dipilih situs, ritus dan portofolio, yang jumlahnya dibatasi 50 konten saja ,” terangnya.
Nyong Franco bermimpi, ke depan website SikkaPedia akan dimasuki konten lain seperti seni sastra, musik dan seni lainnya. Menurutnya, website SikkaPedia murni sumbangan dari seorang warga Kabupaten Sikka. Penyumbang tersebut membuat sendiri dan memberikan secara cuma-cuma kepada SikkaPedia, sebagai sumbangsih untuk Nian Tana Sikka. “Kita bertekad tidak mau berhenti sampai tiga bulan ini saja, tetapi tetap akan berjalan terus. Tapi kita belum tahu apakah menggunakan biaya sendiri ataukah ada bantuan dari pihak lain,” pungkasnya.