Prosesi Ritual Adat Petani Garam di Sikka

Editor: Koko Triarko

Ritual pun berlanjut dengan tetua adat menyelupkan daun pada minyak kelapa, dan sekali lagi mengoleskannya pada kepala, dahi dan dada seluruh anggota keluarga seraya membuat tanda salib.

“Kelapa muda dipotong lelaki yang mendampingi ketua adat, lalu tetua adat menyiramkan airnya di kepala orang yang memasak garam. Setelah itu, kelapa diletakkan terbailk (mulut ke bawah) pada sebuah kayu,” ungkapnya.

Petrus menjelaskan, ritual ini biasa disebut Lobat Kabor Kubar atau upacara pendinginan di Kuwu (pondok untuk memasak garam ).

Pemasak garam di Kampung Garam, Anastasia Puken, menjelaskan, sejak 2016 ketua adatnya perempuan yang ditunjuk untuk ritual adat sebagai Selung Nara, atau pengganti saudara lelakinya yang sudah meninggal dunia.

Dikatakan Anastasia, ketua adat perempuan ini juga merupakan orang yang paling tua di Kampung Nangalekong atau Kampung Garam, sehingga dipercaya warga memimpin pelaksanaan ritual adat.

“Kata-kata adat selalu diucapkan ketua adat di setiap pondok memasak garam yang disinggahi, guna mengajak semua leluhur untuk mengikuti ritual ini serta memberi berkah bagi pemasak garam, supaya setahun ke depan rezeki kami lebih baik,” pungkasnya.

Lihat juga...