Dolar Diperkirakan Babak Belur Pascapemilu AS
NEW YORK – Gambaran yang makin bearish terhampar untuk dolar AS, yang telah mengalami minggu terburuk sejak Maret di tengah tanda-tanda pencetakan uang Federal Reserve daripada pengeluaran pemerintah, dapat digunakan untuk meningkatkan ekonomi setelah pemilihan presiden, Selasa (3/11/2020).
Pemerintah AS yang berpotensi terbelah dengan Partai Republik yang mengendalikan Senat, dapat berarti paket stimulus fiskal yang lebih kecil dari anggota parlemen, meningkatkan tekanan pada bank sentral AS untuk meningkatkan pembelian obligasi dan kebijakan pendukung ekonomi lainnya, yang telah membebani dolar tahun ini.
Jaringan televisi utama pada Sabtu (7/11/2020) menyatakan, calon Demokrat Joe Biden sebagai pemenang pemilihan presiden AS, menawarkan beberapa kepastian setelah berhari-hari laporan yang saling bertentangan tentang siapa yang mungkin menjalankan Gedung Putih selama empat tahun ke depan.
Pada saat yang sama, Demokrat masih bisa memenangkan lebih banyak pengaruh di Senat, jika perlombaan putaran ke dua di dua kursi yang dipegang Republik di Georgia berlangsung pada Januari, mendukung kasus untuk paket stimulus fiskal yang lebih besar yang telah dipandang oleh beberapa investor sebagai negatif bagi dolar.
Kekhawatiran baru itu muncul di atas masalah yang telah menyeret dolar lebih rendah untuk sebagian besar 2020, dan menyebabkan beberapa investor khawatir tentang statusnya sebagai mata uang cadangan dominan dunia, termasuk ekspektasi suku bunga terendah dan pengeluaran besar-besaran pemerintah AS untuk tahun-tahun mendatang.
Mata uang AS turun sekitar 10 persen dari level tertinggi tahun ini, dan mendekati level terendah lebih dari dua tahun. Penurunannya telah mendukung reli dalam aset-aset yang dilihat beberapa investor sebagai alternatif dolar, seperti emas dan bitcoin, yang masing-masing naik empat persen dan 12 persen sepanjang bulan ini.