Peluang Kembali ke Zona Positif Lepas dari Resesi
Berdasarkan perkiraan Kementerian Keuangan, pada triwulan IV-2020, masih ada potensi belanja dari APBD sekitar Rp465 triliun dan dari APBN sekitar Rp898 triliun, yang dapat menjadi instrumen untuk mendorong aktivitas dan pemulihan ekonomi.
Bansos
Perkiraan belanja yang masih dapat diserap itu memperlihatkan adanya keinginan pemerintah untuk terus mengakselerasi stimulus fiskal agar masyarakat, UMKM dan perusahaan mampu bertahan dalam masa-masa yang sulit ini.
Tidak salah bila pemerintah berharap banyak dari optimalisasi belanja tersebut, mengingat kebijakan tersebut merupakan cara paling efektif untuk menunjukkan keberpihakan negara terhadap rakyat yang terdampak Covid-19.
Dalam kesempatan terpisah, pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira, mengapresiasi program pemerintah yang memberikan bantuan sosial untuk menjaga daya beli masyarakat miskin.
Ia bahkan menilai perlunya tambahan anggaran belanja perlindungan sosial, terutama bagi kelas menengah rentan miskin agar dapat mendorong konsumsi rumah tangga yang mulai mengalami perbaikan.
Bhima juga mengharapkan adanya perbaikan pelaksanaan belanja, khususnya untuk program PEN yang masih bermasalah dari sisi administrasi, agar ekonomi Indonesia tidak mengalami depresi yang menyebabkan gelombang kebangkrutan massal perusahaan dalam negeri.
Sementara itu, pengamat ekonomi Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, meminta pemerintah untuk dapat melanjutkan eksekusi belanja guna mendongkrak perekonomian pada kuartal IV-2020.
Yusuf menuturkan, tumbuhnya belanja pemerintah yang mencapai 9,76 persen pada triwulan III-2020 telah memperlihatkan kebijakan stimulus fiskal pemerintah mulai berjalan efektif untuk membantu perekonomian.