Masih Kemarau, Petani di Lamsel Maksimalkan Budidaya Timun Benih

Editor: Makmun Hidayat

“Timun yang dibudidayakan lebih cepat panen dan penyerapan pasar lebih pasti dari perusahaan benih,” bebernya.

Proses perawatan timun benih sebutnya cukup mudah. Berbekal ketelatenan setiap tanaman merambat itu dibuatkan ajir sebagai penopang. Kala buah telah cukup besar ia akan melakukan proses pengikatan agar tidak jatuh. Menjaga kualitas setiap tanaman maksimal hanya disisakan sebanyak dua buah. Satu buah sebutnya hanya menghasilkan biji maksimal 1 gram.

Sukirman menambahkan setelah timun matang ditandai warna kuning,proses pembelahan dilakukan. Setelah dibelah bagian biji akan dikeringkan setelah sebelumnya dicuci. Tahap selanjutnya benih akan diuji laboratorium di perusahaan untuk menjaga kualitas. Hasil benih yang akan ditimbang sebutnya merupakan benih yang kering sempurna.

“Petani masih bisa mendapat hasil bersih jutaan rupiah dikurangi biaya operasional,” bebernya.

Penanaman timun benih tak mengenal musim jadi keuntungan bagi Samadi. Petani di desa yang sama itu mengaku saat kemarau memilih tanaman timun benih. Sebab proses penanaman komoditas pertanian itu tidak membutuhkan air yang banyak. Penanaman tahap kedua dilakukan olehnya setelah lahan pertama telah dipanen.

Perubahan jenis tanaman pada lahan sawah sebut Samadi akan menjaga kualitas tanah. Sebab tanah yang sebelumnya selalu mendapat pupuk kimia kala menanam padi saat penanaman timun benih akan dikurangi. Ia memilih menggunakan pupuk organik untuk menjaga kualitas benih dari residu bahan kimia. Langkah itu sekaligus mengembalikan kualitas tanah selama kemarau.

Lihat juga...