Masih Kemarau, Petani di Lamsel Maksimalkan Budidaya Timun Benih

Editor: Makmun Hidayat

LAMPUNG — Musim kemarau yang masih berlangsung di Lampung Selatan berimbas petani istirahat menanam padi. Langkah memaksimalkan lahan sawah dilakukan dengan budidaya komoditas palawija, seperti timun benih.

Jayusman, petani di Desa Kerinjing, Kecamatan Rajabasa menyebut memanfaatkan lahan seperempat hektare miliknya. Mengganti komoditas tanaman jadi langkah untuk menyuburkan tanah. Sebab sebelumnya tanah diolah dengan sistem lahan basah dan kini sistem kering memakai mulsa plastik.

Pilihan timun benih dilakukan berkonsep kemitraan dengan perusahaan benih. Jenis timun benih merupakan buah yang hanya diambil bijinya bukan untuk konsumsi.

Sebelumnya saat kemarau Jayusman memilih mengistirahatkan lahan. Sebab keterbatasan air membuat ia tidak bisa melakukan penanaman padi. Sebagai gantinya bersama anggota kelompok tani ia membudidayakan timun benih secara komunal. Cara itu untuk memenuhi target panen, memudahkan sistem belajar dan distribusi hasil panen.

“Kami didampingi oleh petugas dari perusahaan yang menjadi mitra mulai dari proses pengolahan lahan,pemakaian pupuk,sistem tanam hingga paska panen untuk mendapatkan buah timun yang memiliki mutu tinggi untuk dijadikan benih,” terang Jayusman saat ditemui Cendana News, Senin (2/11/2020).

Pendamping petani yang berasal dari perusahaan mitra tambah Jayusman membekali petani sistem budidaya yang baik. Bekal yang diberikan diantaranya pemahaman waktu dan musim tanam,pola tanam,produktivitas tanaman,degradasi lahan. Selain itu budidaya timun benih tipe 24 sebutnya bisa dipanen saat usia maksimal 72 hari. Buah berwarna kuning cerah jadi tanda siap panen.

Lihat juga...