Kapasitas Puskesmas dalam Menekan Infeksi Dinilai Masih Rendah
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
“Sudah kurang pengetahuan, sumber dayanya juga kurang. Jadi kalau dibilang tracing puskesmas itu rendah, ya karena memang tidak ada yang melakukannya. Harapannya, dengan beberapa relawan yang sudah bergabung dengan beberapa puskesmas, bisa mendorong peningkatan tracing. Tentunya para relawan ini sudah menjalani pelatihan dan pengajaran,” ujarnya.
Senior Advisor on Gender and Youth World Health Organization (WHO) Diah Saminarsih kembali menyatakan pelayanan kesehatan primer adalah hal yang penting.
“Karena yang menentukan kesehatan semesta itu adalah kuatnya layanan kesehatan primer. Seperti pandemi saat sekarang, layanan kesehatan primer merupakan kendaraan dalam menyelesaikan pandemi,” kata Dian dalam kesempatan yang sama.
Ia memaparkan, kejadian pandemi terjadinya di masyarakat pada suatu lokasi. Yang terdekat adalah puskesmas. Kalau dekat artinya resources yang dikeluarkan pemerintah juga akan lebih sedikit, jika pasien pandemi harus dibawa ke lokasi yang lebih jauh.
“WHO baru saja menyatakan bahwa penyelesaian pandemi bukanlah dari global ke tingkat terkecil suatu negara tapi dari kesiapan pelayanan kesehatan di wilayah terkecil suatu negara, naik ke tingkat nasional baru ke global. Maksudnya, kesiapan negara itu harus dari layanan primernya,” urainya.
Kalaupun jika suatu negara menerapkan fokus penanganan pada pasien terpapar di awal masa pandemi, maka setelah berlangsung cukup lama seharusnya mulai menguatkan layanan kesehatan primernya.
“Istilahnya, dengan semakin terbiasa dan juga semakin bertambah pengetahuan tentang gejala penyakitnya, maka sudah bisa menjaring di tingkat puskesmas pada gejala awal. Selain itu, 85 persen dari pelayanan kesehatan itu kan adanya di puskesmas,” pungkasnya.