Kapasitas Puskesmas dalam Menekan Infeksi Dinilai Masih Rendah
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
JAKARTA —- Data menunjukkan kapasitas puskesmas di Indonesia sebagai pusat layanan kesehatan primer dalam menekan infeksi masih cukup rendah. Tercatat ada 45,4 persen puskesmas yang belum mendapatkan pelatihan tentang pengendalian dan pencegahan infeksi, 38 persen belum memiliki SOP penggunaan APD untuk pelayanan masa pandemi dan 18,5 persen belum memiliki fasilitas cuci tangan dan hand sanitizer yang cukup. Tak heran, Indonesia masih belum menyelesaikan masalah pandemi COVID 19 hingga hari ini.
Ketua Perhimpunan Dokter Puskesmas Indonesia, dr. Mustakim, M.Kes, SpDLP menyatakan, penguatan puskesmas merupakan suatu keharusan yang harus dilakukan oleh pemerintah dalam membentuk suatu sistem kesehatan masyarakat yang kuat. Terutama dalam kaitannya untuk menangani pandemi COVID 19.
“Kalau kita lihat data 3T, ada kabupaten/kota yang secara ketat melakukannya tapi ada juga yang tidak melakukan sama sekali. Ada yang dalam satu kabupaten/kota, ada puskesmas yang melakukan ada yang tidak. Hal ini menjadi masalah. Karena puskesmas ini adalah garda terdepan,” kata Mustakim dalam acara online terkait kesehatan masyarakat, Jumat (6/11/2020).
Untuk menyelesaikan masalah ini, satu-satunya yang harus dilakukan adalah pelatihan pada petugas kesehatan dan pengajaran kepada masyarakat.
“Kalau ini tidak dilakukan maka akan terjadi perapuhan dalam sistem puskesmas itu sendiri. Ini harus dilakukan oleh pemerintah untuk melakukan penguatan pada layanan kesehatan primer,” ungkapnya.
Jangan karena rendahnya pengetahuan yang disebabkan kurangnya pelatihan akan menyebabkan semakin banyak jatuh korban dari tenaga layanan kesehatan.