CHICAGO — Harga emas jatuh pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), tertekan penguatan dolar AS setelah Presiden AS Donald Trump meraih keunggulan awal di negara bagian utama Florida, memperkeruh jalan bagi saingannya dari Demokrat, Joe Biden.
Perkembangan tersebut membuat investor menurunkan ekspektasi untuk rancangan undang-undang stimulus.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Exchange, merosot 14,2 dolar AS atau 0,74 persen menjadi ditutup pada 1.896,2 dolar AS per ounce. Bertengger kembali di bawah level psikologis 1.900 dolar AS setelah mencatat kenaikan selama tiga hari beruntun.
Emas berjangka bertambah 17,9 dolar AS atau 0,95 persen menjadi 1.910,4 dolar AS per ounce pada Selasa (3/11/2020), setelah terangkat 12,6 dolar AS atau 0,67 persen menjadi 1.892,50 dolar AS pada Senin (2/11/2020). Sementara akhir pekan lalu (30/10/2020), harga emas menguat 11,9 dolar AS atau 0,64 persen menjadi 1.879,90 dolar AS.
“Pasar kehilangan kepercayaan dapat berlanjut menuju kemenangan Biden saat ini … Kami telah meihat (kemenangan) Biden melemah dan efek besarnya adalah bahwa kami telah melihat dolar menguat,” kata analis IG Markets, Kyle Rodda.
Trump memimpin atas Biden di negara bagian medan pertempuran penting Florida pada Selasa (3/11/2020), sementara negara bagian lain yang akan membantu memutuskan pemilihan, termasuk North Carolina, belum selesai.
Investor awalnya bersiap untuk kemenangan bagi Biden, yang diharapkan dapat menyuntikkan pasar dengan langkah-langkah stimulus yang berpotensi besar untuk membantu mengatasi kejatuhan ekonomi dari pandemi COVID-19.