Wisata Alam Mangrove Dukung Konservasi Kawasan Pesisir

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Potensi wisata alam mangrove dukung kesadaran masyarakat pesisir akan pentingnya konservasi.

Demikian diungkapkan Idi Bantara, M.Sc, Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Way Seputih Way Sekampung Lampung. Mangrove untuk kawasan wisata telah dikembangkan warga sebagai destinasi alternatif.

Berdasarkan pendataan yang dilakukan oleh BPDASHL yang berada di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), mangrove potensial jadi objek wisata. Penataan yang berkesinambungan telah berhasil menjadikan hutan mangrove jadi objek wisata alami. Lokasi yang sudah dikenal sebutnya di Lampung Timur, Tulang Bawang, dan Pesawaran.

Pengembangan di wilayah Lampung Selatan (Lamsel) terus didorong pada sejumlah titik. Bekerjasama dengan desa dan pengelola penataan, pembenahan hingga reboisasi kawasan mangrove terus dilakukan. Titik objek wisata berbasis mangrove yang juga akan dikembangkan kekinian ada di Desa Sumber Nadi, Kecamatan Ketapang.

“Potensi wisata belum tergarap sempurna namun KLHK melalui BPDASHL Way Seputih Way Sekampung telah membuat konsep sekaligus pilot project di lahan seluas puluhan hektare. Tepatnya di Pantai Desa Sumber Nadi yang telah memiliki hutan mangrove alami,” terang Idi Bantara saat dikonfirmasi Cendana News, Minggu (11/10/2020).

Wisata mangrove berbasis konservasi sebut Idi Bantara, dimulai dengan penanaman bibit baru. Sistem penanaman rumpun dengan jumlah tanaman 5.000 batang dibentuk secara menarik. Penanaman akan menambah jumlah tanaman di wilayah tersebut yang didominasi mangrove api-api. Pembuatan jembatan, aula pertemuan, spot foto juga akan menambah daya tarik objek wisata mangrove Sumber Nadi.

Lihat juga...