‘Jogo Santri’ Saling Menjaga Kesehatan di Tengah Pandemi
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Dalam struktur gugus tugas pesantren juga terdapat bagian keamanan yang bertugas untuk mengurusi perizinan keluar-masuknya santri. Tugas dari tim gugus tugas, antara lain melakukan pengecekan kesehatan secara berkala, memeriksa stok hand sanitizer, mengawasi penerapan protokol kesehatan di lingkungan pesantren, serta menerapkan jadwal penyemprotan disinfektan.
Gerbang pesantren pernah dibuka, yaitu pada saat penerimaan santri baru bulan Juli lalu. Gelombang pertama masuk 100 santri, semua menjalani karantina selama 14 hari. Setelah itu dilakukan pengecekan kesehatan dan bagi santri yang sehat, baru diperbolehkan untuk masuk ke asrama. Begitu pun dengan penerimaan santri gelombang berikutnya.
“Saat ini jumlah santri yang berada di pesantren ada 460 orang, 200 santri di antaranya merupakan santri baru dan semua dalam kondisi sehat,” kata Hasna.
Pengasuh Pesantren Darussalam, Enjang BurhanudinYusuf, menambahkan, sesuai dengan program yang dicanangkan gubernur Jateng, di pesantren juga dibentuk tim jogo santri.
Implementasi dari jogo santri ini antara lain, pada setiap kamar ada yang bertugas sebagai penanggung jawab yang memantau kondisi kesehatan santri, serta stok obat-obatan dan penunjang protokol kesehatan seperti masker dan hand sanitizer. Penanggung jawab kamar ini, secara rutin memberikan laporan kepada tim gugus tugas pesantren.
“Jogo santri ini menajamkan pengawasan kesehatan santri hingga ke individu-individu. Setiap kamar biasanya dihuni oleh 10-15 santri dan salah satu dari mereka bertugas untuk mengawasi kondisi kesehatan santri penghuni kamar tersebut,” terangnya.
Gus Enjang menyebut, dengan adanya tim jogo santri ini, jika ada santri yang sakit akan cepat ditangani, baik itu sakit dengan gejala Covid-19 atau pun sakit biasa. Setelah pesantren aman dari Covid-19 dan sehat, maka hal tersebut harus bisa ditularkan kepada masyarakat sekitarnya.