Pohon Naungan Miliki Fungsi Ganda Kala Musim Kemarau

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Sebagian tanaman akasia, sengon dan pohon kayu selain jadi naungan bagi tanaman lain bermanfaat untuk penahan longsor. Degradasi lahan yang digunakan sebagai lokasi penanaman komoditas jagung berimbas kualitas tanah menurun.

Dampaknya longsor dan tergerusnya unsur hara tanah cepat terjadi. Tanpa adanya pupuk kimia kesuburan tanah berkurang.

Keberadaan tanaman naungan menurut Kodrat Sumardi yang juga ketua dusun sangat bermanfaat. Rimbunan pohon naungan menghasilkan daun yang berguguran bisa menjadi pupuk kompos.

Pupuk kompos dari pembusukan daun bisa dikombinasikan dengan pupuk kandang yang ditebarkan pada tanah kebun. Hasilnya kesuburan tanah akan terjaga untuk berbagai jenis tanaman.

“Saat kemarau berbagai jenis pohon naungan bisa memberikan kesejukan, meredam debu dan menghasilkan oksigen,” papar Kodrat Sumardi.

Berbagai jenis pohon akasia menurut Kodrat Sumardi mudah dikembangkan dengan sistem generatif. Buah kering yang mudah tumbuh bisa digunakan sebagai bibit. Tanaman kayu tua usia enam tahun bisa digunakan sebagai bahan bangunan. Pembuatan kasau, papan untuk jendela dan pintu menghasilkan bahan bangunan dengan kualitas bagus.

Fungsi pohon naungan dimanfaatkan juga oleh Nurdin, petani di Dusun Simpur, Desa Penengahan, Kecamatan Penengahan. Berbagai jenis pohon yang masih dipertahankan meliputi simpur, medang, akasia dan sengon. Mempertahankan pohon naungan cukup efektif menjaga berbagai jenis tanaman bertajuk pendek.

Nurdin, pemilik kebun pisang di Desa Penengahan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan tetap produktif selama kemarau imbas adanya tanaman lain sebagai naungan, Rabu (23/9/2020) – Foto: Henk Widi
Lihat juga...