Manfaatkan Pasar Online, Pedagang Batu Akik Bertahan dari Kelesuan
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Meski demikian, kondisi tersebut kini perlahan-lahan mulai berubah. Meski pengunjung atau pembeli yang datang langsung ke lokasi tidak berubah, tetap sepi, namun para pedagang batu akik kini sudah beralih ke pasar digital atau market online.
“Sekarang sudah stabil, khususnya pasar online. Saya punya toko di semua aplikasi online. Jangkauan pasarnya lebih luas, tidak hanya di Indonesia saja, namun juga sampai luar negeri. Dalam sebulan, setidaknya saya kirim 5 hingga 10 paket batu akik ke luar negeri. Kalau dalam negeri rata-rata sebulan 20 kali,” terang Anang.
Sementara, soal harga jual, dirinya mengaku hal tersebut, tergantung dari jenis batu yang dipilih, serta bahan emban atau cicin pengikat batu yang digunakan.
“Kalau sekarang ini yang sedang tren, atau paling dicari jenis batu mancanegara. Misalnya batu pirus dari wilayah Persia. Batu ini banyak dicari karena keindahan varian warna birunya dengan urat hitam,” lanjutnya.
Batu tersebut dijual mulai dari harga Rp 50 ribu, hingga termahal sekitar Rp 1,5 juta. Harga tersebut sudah termasuk cincin pengikat.
“Kalau untuk kualitas bagus rata-rata diharga Rp 250 ribu, sedangkan yang terbaik memang dari harga Rp 800 ribu hingga Rp 1 juta ke atas,” imbuh Anang.
Peralihan fokus jualan ke pasar online juga disampaikan Hariyanto. Diakuinya, sebanyak 80 persen penjualan batu akik dari toko yang dikelolanya, terjual lewat online.
“Jualan online menjadi solusi kita untuk tetap bisa bertahan. Kebanyakan batu akik yang dijual lewat online. Kalau pun ada pembeli yang datang ke pasar Dargo, itu biasanya pembeli lama atau pelanggan setia, bisa juga pembeli baru tapi hanya sekedar lihat-lihat,” jelasnya.