Korban Banjir Luwu Utara Butuh 1.295 Hunian Tetap
MAKASSAR – Pemerintah berusaha membangun Hunian Tetap (huntap), bagi korban banjir bandang dan tanah longsor di Luwu Utara (Lutra). Tercatat ada 1.295 rumah warga yang mengalami rusak berat karena bencana tersebut.
“Kita butuh 1.200 lebih huntap. Harapan kita, enam bulan ke depan, minimal 70 persen kita sudah pindahin semua orang yang di hunian sementara,” ujar Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, di Dusun Panampung, Desa Radda, Kecamatan Baebunta, Luwu Utara, Kamis (17/9/2020).
Berdasarkan verifikasi ulang dan data terbaru, diperoleh rumah warga rusak sebanyak 4.037 unit. Terdiri atas 1.295 unit rusak berat, 123 unit rusak sedang dan 2.619 rusak ringan. “Alhamdulillah, Pak Gubernur mengunjungi kita. Ini merupakan kunjungan ke 5 dalam dua bulan terakhir sejak banjir bandang dan ini komitmen kita semua,” kata Bupati Luwu Utara, Indah, usai peletakan bantu pertama hunian sementara korban banjir bandang Luwu Utara itu.
Indah menyebut, bencana alam banjir bandang dan tanah longsor telah menimbulkan korban jiwa, hilangnya harta benda, kerusakan infrastruktur jalan, jembatan, pemukiman warga, lahan pertanian dan perkebunan. Pemprov Sulawesi Selatan menyebut, perpanjangan penetapan status tanggap darurat penanganan bencana alam banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Luwu Utara berakhir 11 September 2020 lalu. Saat ini masuk masa transisi darurat menuju pemulihan.
Oleh karena itu, pelaksanaan pembangunan hunian tahap satu ini bersumber dari dana Bantuan Keuangan Provinsi Sulsel dengan membangun 50 unit rumah, tersebar di Kelurahan Bone Tua Kecamatan Masamba sebanyak 20 unit, Dusun Panampung Desa Radda Kecamatan Baebunta 20 unit dan Sinode 10 unit. Pemprov Sulsel menginisiasi pembangunan hunian terlebih dahulu, walaupun telah dijanjikan oleh Pemerintah Pusat melalui PUPR dan BNPB. Semua dilakukan agar pembangunan cepat dilaksanakan.