Teknologi Modifikasi Cuaca, Cara Efektif Penanganan Karhutla

Editor: Makmun Hidayat

JAKARTA — Penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) diarahkan menjadi salah satu solusi permanen pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Teknologi rekayasa cuaca yang dahulu dikenal sebagai teknologi hujan buatan ini bagian dari upaya pencegahan karhutla dengan cara pembasahan gambut. 

“TMC dari segi biaya jauh lebih murah dari water boombing. Efektivitasnya juga jauh lebih tinggi, dengan TMC peluang terjadinya hujan merata di suatu wilayah terutama wilayah rawan karhutla, sehingga kita bisa menjamin tinggi muka air gambutnya, agar tetap basah dan tidak mudah terbakar,” ungkap Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Dirjen PPI KLHK), Rhuanda Agung Suhardiman, dalam Media Briefing secara virtual, di Jakarta, Jumat (14/8/2020).

Rhuanda mengatakan, TMC disebutkan presiden menjadi salah satu bagian solusi permanen, yaitu bagian analisis iklim, di samping dua bagian lainnya, yaitu pengendalian operasional dan pengelolaan landscape.

Rhuanda pun menguraikan jika manfaat TMC untuk membasahi lahan gambut juga akan mengurangi asap akibat kebakaran, juga dapat memadamkan api pada wilayah yang luas, serta dapat mengatasi kekeringan.

Menurut Rhuanda pada pelaksanaannya TMC membutuhkan sinergitas beberapa instansi, seperti KLHK, BPPT, BMKG, BNPB dan TNI AU. Ke depan diungkap Rhuanda sinergitas antar instansi akan diperkuat menjadi sistem yang bekerja secara otomatis tanpa perlu adanya permintaan TMC. Berdasarkan data analisis iklim yang dioperasikan dengan bantuan kecerdasan buatan, TMC bisa segera dilakukan, sehingga karhutla dapat diatasi sedini mungkin.

Lihat juga...