Romo Bernardus: Hilangkan Sikap Selalu Kekurangan

Editor: Mahadeva

LAMPUNG – Romo Bernardus Hariyanto Silaban, Pr menyebut, pada homili atau kotbah perayaan Ekaristi Minggu (2/8/2020), mukjizat lima roti dan dua ikan memiliki makna berbagi.

Hal itu ditekankan untuk memaknai pentingnya peristiwa yang ada di dalam Injil Matius 14:13-21. Peristiwa penggandaan roti oleh Yesus memiliki makna teologis, yang bisa diterapkan dalam hidup untuk tidak selalu kekurangan.

Godaan manusia modern disebut Romo Bernardus, sebagai hidup dalam konsumerisme. Ketidakpuasan manusia berimbas hidup selalu merasa serba kekurangan. Sikap tersebut mengakibatkan keinginan untuk selalu mencari kepuasan.

Gambaran penggandaan roti bagi lima ribu orang menjadi sebuah simbol makna akan sikap empati kepada sesama. Ketika Yesus membagikan lima roti dan dua ekor ikan untuk selkira lima ribu orang semua kebagian bahkan masih ada sisa. Memperlihatkan adanya kepedulian kepada sesama, menjadi kunci para murid yang membagikan roti dan ikan sehingga semua orang bisa memakannya.

Sementara sebelumnya, para murid Yesus meminta agar orang yang berkumpul dipulangkan karena bahan makanan tidak cukup. “Keterbukaan untuk membagi kekurangan yang ada dalam setiap pribadi memberi dampak positif bagi sesama meninggalkan sikap egois dan individualistis pada zaman modern berkaca pada kisah penggandaan roti dan ikan,” terang Romo Bernardus Hariyanto Silaban,Pr, saat memimpin perayaan Ekaristi, Minggu (2/8/2020).

Pengaturan tempat duduk dilakukan pada gereja Santo Petrus dan Paulus untuk pengaturan jarak,umat memakai masker dan mencuci tangan sebelum masuk gereja, Minggu (2/8/2020) – Foto Henk Widi
Lihat juga...