Literasi Menjadi Kunci Penanganan Pandemi Covid-19

Editor: Mahadeva

Sejarawan Universitas Indonesia Dr. Tri Wahyuning M. Irsyam, MSi saat dialog di Gefung BNPB Jakarta - Foto M Hajoran Pulungan

JAKARTA – Pandemi Covid-19, yang saat ini melanda Indonesia dan sebagian besar negara di dunia, tidak jauh berbeda dengan kejadian wabah Flu Spanyol pada 1918 silam.

Pemerintah Hindia Belanda atau Indonesia pada saat itu juga mengimbauan masyarakat agar patuh terhadap protokol kesehatan, seperti memakai masker, tinggal di rumah dan menjaga kebersihan. Imbauan yang sama dengan yang dianjurkan WHO untuk penanganan pandemi Covid-19 saat ini.

“Dalam menyampaikan himbauan itu, Pemerintah Hindia Belanda melakukan dengan berbagai upaya, seperti melalui kampanye mobil kesehatan. Secara rutin, berkeliling kota dan seolah-olah mengingatkan ini adalah penyakit yang sifatnya mematikan, jadi lebih baik kalau tidak perlu tinggal di rumah, tetap memakai masker, karena itu, dan juga terjagalah kebersihan. Itu yang disampaikan terus dan terus dan terus,” kata Sejarawan Universitas Indonesia, Dr. Tri Wahyuning M. Irsyam, Msi, lewat keterangan Tim Komunikasi Publik Satgas Penanganan Covid-19 di Jakarta, Minggu (2/8/2020).

Selain melalui kampanye, Pemerintah Hindia Belanda juga menerbitkan buku literasi berjudul Lelara Influenza (Penyakit Influenza), yang kemudian dialihbahasakan ke dalam cerita pewayangan oleh campur tangan dalang. “Kendati penyampaian himbauan kesehatan dan penanganan pandemi Flu Spanyol 1918 sudah dilakukan, namun hal itu tidak menutup adanya perbedaan persepsi antara pemerintah dengan masyarakat,” tandasnya.

Tri menyebut, rata-rata masyarakat pada saat itu berkeyakinan wabah yang melanda berasal dari alam, kendati pemerintah berusaha meyakinkan, bahwa hal itu berasal dari adanya transmisi dari pendatang. “Masyarakat saat itu melihat, sumber penyakit ini adalah dari alam. Dari debu, dari angin, dan sebagainya. Sementara pemerintah melihatnya, pihak pemerintah Belanda dalam hal ini ini adalah dari luar. Pendatang yang datang ke Indonesia itu membawa, atau carrier,” ungkapnya.

Lihat juga...