Pemerintah Upayakan Menutup Ketimpangan Pengujian Covid-19
Editor: Makmun Hidayat
JAKARTA — Kondisi pengujian COVID 19 dinyatakan sudah banyak mengalami kemajuan. Baik dari perluasan laboratorium, kesiapan sumber daya manusia dan cakupan pemeriksaan. Tapi, diakui memang terlihat masih adanya ketimpangan. Dan pemerintah masih terus mengupayakan agar setiap daerah bisa mengoptimalkan target pengujiannya.
Data terakhir pada tanggal 27 Juli 2020 menunjukkan angka suspek 54.910, angka probable 506, kasus konfirmasi 100.303, kasus sembuh 58.173, kasus aktif 37.232, kasus meninggal 4.838, jumlah spesimen diperiksa 1.394.759 dan angka pemeriksaan negatif 707.643.
“Jika dibandingkan secara jumlah, tes spesimen di Indonesia sudah banyak. Tapi jika dibandingkan berdasarkan rasio jumlah penduduk, yaitu 273.492.454 jiwa, maka ini masih sangat sedikit. Dan 30 persen pemeriksaan itu adanya di Jakarta. Dan yang paling sedikit di Jambi,” kata Epidemiolog Iqbal Elyazar, dalam salah satu acara online, Minggu (2/8/2020).
Ia menyatakan bahwa secara garis besar, persentase tes spesimen per provinsi itu hanya berkisar kurang dari satu persen. Dan ada beberapa provinsi yang jauh lebih tinggi dibandingkan provinsi lainnya.
“Dari data Pulau Sumatera, rerata pemeriksaan per populasi itu 0,31 persen dengan Sumatera Barat 1,29 persen, Jawa 0,56 persen dengan Jakarta menjadi yang tertinggi yaitu 4 persen dan dari Bali serta Nusa Tenggara reratanya 0,51 persen dengan Bali yang tertinggi, yaitu 1,30 persen,” paparnya.
Sementara pada Kalimantan yang memiliki rerata 0,46 persen, Sulawesi 0,59 persen, Maluku 0,25 persen dan Papua 0,73 persen tidak ada satu provinsi pun yang melebihi satu persen.