Pentingnya Riset Arus Laut untuk Menangani Sampah
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
JAKARTA – Memahami pola arus laut dalam kaitannya dengan pergerakan sampah, dinyatakan mampu mendukung pembuatan kebijakan yang lebih tepat dalam menyikapi tingginya jumlah sampah yang ada di Indonesia.
Ahli Oseanografi Terapan, Widodo Setiyo Pranowo, menjelaskan, secara umum ada dua arus utama di Indonesia.

“Sistem Arus Monsun Indonesia (Armondo) yang dibangkitkan oleh seretan angin monsun terhadap permukaan laut dan sistem Arus Lintas Indonesia (Arlindo),” kata Widodo saat dihubungi, Jumat (21/8/2020).
Ia memaparkan, dalam Armondo, yang mempengaruhi adalah empat fase angin Monsun, yaitu Monsun Barat yang terjadi pada bulan Desember hingga Februari, Monsun Peralihan 1 yang terjadi pada bulan Maret hingga Mei, Monsun Timur pada bulan Juni hingga Agustus dan Monsun Peralihan 2 yang terjadi pada bulan September hingga November.
“Arus yang dibangkitkan oleh angin terjadi di seluruh Lautan Indonesia, namun yang cenderung kental dikenal Sistem Armondo adalah di wilayah barat Laut Indonesia seperti di Laut Jawa, Selat Karimata, Selat Malaka, dan Laut Natuna serta Laut Natuna Utara,” urainya.
Arlindo atau yang dikenal di dunia internasional sebagai Indonesia Through-Flow (ITF) dijelaskan olehnya, sebagai suatu sistem arus yang alirannya tidak di lapisan permukaan laut, tapi cenderung di kedalaman sekitar 50 meter ke bawah hingga dekat dasar laut.
“Arlindo ini dominan terjadi di kawasan Laut Timur Indonesia, seperti di Selat Makassar, Laut Flores, Selat Lombok, Laut Maluku, Terusan Lifamatola, Laut Banda, Selat Ombai, Laut Timor,” ujarnya.