Penjualan Produk UMKM di Terminal Eksekutif Bakauheni Meningkat
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
“Kami juga sudah menerapkan sistem transaksi memakai pembayaran dengan sistem kode atau QRIS sehingga meminimalisir pemakaian uang tunai,” terang Alvin Reka.
Produk UMKM yang kerap dibeli calon penumpang kapal menurutnya didominasi produk kuliner. Selama masa angkutan mudik dan balik lebaran dalam waktu sepekan ia menyebut omzet bisa tembus hingga jutaan rupiah. Jumlah tersebut lebih banyak daripada kondisi normal. Terlebih saat pandemi Covid-19 tenant Rumah Kreatif Bakauheni sempat tutup selama tiga bulan.
Pusat penjualan UMKM di terminal eksekutif milik Dekranasda Lamsel juga alami peningkatan penjualan. Hendra, barista atau peracik kopi di tenat Dekranasda dengan produk kopi Lampung Selatan (Kolase) memastikan saat arus mudik dan balik lebaran calon penumpang mampir di lokasi tersebut. Pada kondisi biasa sebanyak belasan gelas bisa dijual namun saat arus Idul Adha bisa menjual puluhan gelas.
“Suasana santai sekaligus bisa membeli produk kuliner jadi pilihan pada tenant Dekranasda dengan pemandangan laut yang indah,” cetusnya.
Restiaweni, salah satu petugas penjaga tenant Dekranasda menyebut produk kuliner UMKM Lamsel alami peningkatan penjualan. Sempat tutup selama tiga bulan akibat pandemi Covid-19 operasional tenant mulai ramai dikunjungi. Berbagai produk kuliner sambalado, keripik, sale, kopi bubuk terjual rata rata puluhan kemasan. Omzet dalam sehari bisa mencapai ratusan ribu menyesuaikan produk terjual.
Eka Saputra, salah satu pengunjung memilih membeli keripik singkong dan kopi bubuk. Produk UMKM dari Lamsel tersebut menurutnya tidak kalah dengan produk yang dijual pada sejumlah toko waralaba. Mencintai produk hasil UMKM menurutnya dengan cara membelinya sekaligus untuk oleh-oleh. Jenis kopi bubuk Lamsel yang khas menjadi produk oleh oleh yang kerap dibeli olehnya.