Jelang Relokasi, Pedagang di Pasar Jatiasih Masih Berjualan
Redaktur: Muhsin Efri Yanto
“Semua masih secara verbal (lisan), jadi belum ada kejelasan sampai sekarang teknis kedepan setelah pedagang menempati tempat baru tersebut. Karena tentu berat bagi pedagang jika setelah tiga bulan harus mengeluarkan lagi DP 10 persen dari harga kios yang akan dibeli, dalam suasana saat ini,” tegas Pak De Bagol.
Randal Pulungan, pedagang buah pasar Jatiasih, mengaku sudah banyak pengaduan dari pedagang pasar terkait proses menempati TPS tapi ada yang dapat ada yang tidak akibat minimnya sosialisasi.
Atas kondisi tersebut dia menyayangkan sikap Kepala Unit Pasar Jatiasih, yang terkesan lepas tangan dan tidak hadir menengahi antara pedagang pasar dan pengembang. Harus Kepala unit pasar bisa membantu carutmarutnya banyak pedagang yang mendaftar tetapi ditolak dan belum mendapatkan tempat di TPS.
“Pemerintah harusnya hadir memberi solusi tidak hanya fomalirtas, Saat seperti ini, kepala unit pasarnya harus berada ditengah pedagang, Karena sekarang banyak persoalan yang dihadapi pedagang untuk menempati TPS tersebut,” tegas Randal.
Karena kedepan proses pedagang di penampung masih panjang. Dia berharap pemerintah terketuk memberi solusi yang meringankan beban pedagang, di tengah kesulitan akibat covid-19 sekarang.
“Kami mengharapkan bantuan pemerintah, tolong tidak memberatkan, jangan pedagang dibiarkan begitu saja tanpa ada pembela pemerintah karena proses revitalisasi tidak menggunakan dana APBD Kota Bekasi. Kami pedagang pasar setiap hari ditarik retribusi oleh pemerintah,” tegasnya.
Dia meminta pengembang harusnya mengurus benda matinya saja, pemerintah bisa melindungi pedagang pasar.