Sejumlah Jasa Pijat Kebugaran Terdampak Pandemi Covid-19
Editor: Makmun Hidayat
“Terapi kesehatan bekam dan pijat yang saya jalankan di kapal dan pelabuhan alami pengurangan jumlah pelanggan empat bulan terakhir,” terang Abdulrahman.

Meski mendapat hasil hanya kurang dari Rp200.000 per hari, Abdulrahman tetap menjalankan terapi kesehatan. Sejumlah pelanggan yang dipijat menurutnya sekaligus berharap memiliki tubuh yang bugar. Tekhnik bekam dan pijat membuat pasien alami kesembuhan dari rasa pegal dan capek. Usai memijat ia tetap mencuci tangan dengan sabun setelah bersentuhan dengan pasien.
Penyedia jasa pijat di area pelabuhan bernama Rohim, warga Hatta, Bakauheni juga alami penurunan hasil. Menggunakan teknik pijat memakai minyak urut ia menyasar sejumlah pengemudi travel, angkutan pedesaan dan pedagang asongan. Sepinya penumpang yang menyeberang dari Bakauheni ke Merak dan sebaliknya membuat jasa pijat kebugarannya sepi.
“Sekarang banyak pengemudi travel sepi penumpang jadi banyak istirahat, saat banyak penumpang karena lelah mereka minta dipijat,” cetusnya.
Saat mudik lebaran Idul Fitri hingga kini Rohim pun menyebut hanya bisa memijat rata rata 5 orang perhari. Area yang dipijat olehnya berupa kaki,tangan dengan tekhnik refleksi. Pengguna jasa pijat kerap memberinya upah mulai Rp20.000 hingga Rp50.000 karena ia tidak pernah mematok tarif. Meski demikian ia masih bisa mendapat hasil rata rata Rp100.000 per hari.