Jones Ajak Anak Muda di Sikka Bisnis Kuliner Lokal
Editor: Koko Triarko
Semua kue langsung dijual ke pembeli dengan mendatangi kampung-kampung dan hanya sedikit yang memesan, sehingga diantar ke rumahnya.
Pekerja sementara 11 orang, karena Jones melakukan seleksi secara ketat melalui wawancara untuk mengetahui etos kerja. Juga dilakukan seleksi alami selama 4 hari, bila tidak bisa menjua, maka dengan sendirinya gugur.
“Pekerja di dapur training memasak di dapur, sementara bagian penjualan langsung terjun ke lapangan. Makanya, baru 11 orang yang bertahan dan benar-benar mau bekerja di bisnis kuliner,” ujarnya.
Selama 3 bulan masa uji coba, jelas Jones, setiap penjual akan diberi gaji pokok Rp800 ribu, bila masuk kerja sehari dapat uang tambahan Rp2.500 dan uang transpor Rp20 ribu per hari, serta uang lembur Rp47 ribu per hari.
Dia mengaku senang bisa mendidik dan mempekerjakan anak-anak muda untuk bisa bekerja di bisnis kuliner, karena prospek usahanya bagus.
“Setiap tenaga penjual kami targetkan sehari bisa menjual minimal Rp400 ribu, dengan harga jual kue Rp5 ribu per mika. Ternyata 11 orang ini bisa bertahan dan mulai rajin menjual kue berbahan pangan lokal,” jelasnya.
Salah seorang penjual kue, Andreas Arif, mengaku sebelumnya bekerja di toko dan berhenti, namun tertarik bekerja menjual kue bersama Jones.
Awalnya sulit, kata Arif, karena ada yang tidak mau membeli, tapi menjelekan produk kuenya dan dirinya belajar sabar, sehingga bisa menjual hingga mencapai target.
“Sekarang saya betah menjual kue karena sudah banyak yang membeli kue kami. Kami juga belajar bersabar dan dididik menjadi wirausaha dengan berbisnis kuliner berbahan pangan lokal,” tuturnya.