Jones Ajak Anak Muda di Sikka Bisnis Kuliner Lokal

Editor: Koko Triarko

MAUMERE – Bisnis kuliner di Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur, mengalami penurunan penjualan akibat merebaknya wabah Corona. Namun sejak pemberlakuan kenormalan baru, aktivitas penjualan mulai ramai.

“Selama pandemi Corona usaha kami tutup karena sepi pembeli. Kami baru memulai lagi sejak 1,5 bulan ini,” kata Severinus Jhonson, pegiat kuliner di Sikka, saat ditemui, Sabtu (25/7/2020).

Jones, sapaannya, menyebut sebelum merebak Covid-19 sudah merencanakan akan merekrut 20 orang untuk berjualan kuliner dari kampung ke kampung.

Dirinya mengaku fokus menjual kuliner lokal, terutama kue dari bahan ubi talas, singkong dan pisang yang selama ini tidak diolah menjadi aneka kue yang enak dan bergizi.

Severinur Jhonson, seorang anak muda di Kabupaten Sikka, NTT, yang berbisnis kuliner berbahan pangan lokal saat ditemui di pantai Lokaria, Sabtu (25/7/2020). -Foto: Ebed de Rosary

“Saya targetkan merekrut 20 orang, tapi kami baru mencapai 13 orang saja termasuk saya dan istri. Sementara kami menjual di 6 kecamatan, yakni Waigete,Waiblama,Bola, Doreng, Mapitara dan Hewokloang, ” terangnya.

Untuk menjual aneke kuliner berbahan lokal tersebut, Jones mempekerjakan lima tenaga penjual dengan target penjualan Rp400 ribu per orang setiap harinya.

Kue yang dijual bervariasi, seperti onde-onde dari talas, risol pisang dan buah bidara, bolu pisang, perkedel jagung, stik pisang cokelat, sambal goreng, perkedel ikan, nuget tahu dan nuget pisang.

“Semua kue kami jual Rp5 ribu per mika isi 6 pcs. Sehari pendapatan jutaan rupiah, namun bergerak tanpa modal, maka keuntungan dipergunakan juga sebagai modal usaha,” jelasnya.

Lihat juga...