Deteksi dan Waspadai Tb Sejak Usia Dini

Redaktur: Muhsin Efri Yanto

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Wiendra Waworuntu saat bertemu media di Kemenkes Jakarta, beberapa waktu lalu, Foto Ranny Supusepa

JAKARTA — Data yang menunjukkan bahwa Indonesia mencatatkan diri sebagai negara ke-tiga terbesar di dunia dalam kasus Tuberkolosis (Tb) merupakan suatu prestasi yang harus disikapi dengan sangat masif oleh setiap pemegang keputusan. Karena bukan hanya orang dewasa, tapi anak juga dapat menjadi korban paparan Tb.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Wiendra Waworuntu menyatakan upaya untuk menjadikan Indonesia Eliminasi Tb pada tahun 2030 membutuhkan partisipasi semua pihak.

“Ini bukan hanya pekerjaan pemerintah pusat saja. Tapi butuh keterlibatan pemerintah daerah juga. Dan bukan hanya tugas Kemenkes saja, tapi semua kementerian,” kata Wiendra dalam acara daring Tb, Kamis (23/7/2020).

Misalnya, Kementerian PUPR, yang bisa menyediakan dan mendorong kebijakan pembuatan rumah sehat.

“Rumah yang dengan ventilasi yang baik. Sehingga membantu para pasien Tb,” ujarnya.

Keterlibatan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam mengusung kurikulum pengajaran bagi sekolah tingkat tinggi atau kurikulum pencegahan bagi sekolah di tingkat yang lebih rendah.

“Gerakan pencegahan ini lebih baik dibandingkan hanya gerakan berobat dan mengobati. Awareness pada masyarakat akan pentingnya memahami apa yang menyebabkan Tb, akan membantu pencapaian target eliminasi Tb di 2030,” ujarnya lebih lanjut.

Perlu juga, lanjutnya, sosialisasi Tb dengan melibatkan mantan pasien Tb, karena mereka yang lebih mengerti bagaimana cara merawat diri maupun tindakan pencegahannya.

“Dengan adanya deteksi dini dan gerakan waspada pada potensi Tb, ditambah dengan ketersediaan pengobatan di puskesmas, maka potensi pencapaian target eliminasi akan lebih besar,” imbuhnya.

Lihat juga...