Data Meteorologi Tunjukkan Peningkatan Suhu di Seluruh Dunia
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
JAKARTA – Data terbaru World Meteorologi Organization (WMO) menyatakan bahwa suhu global cenderung mengalami kenaikan suhu rata-rata tahunan setidaknya 1 derajat di atas suhu masa pra-industri pada lima tahun mendatang. Dan ada potensi 20 persen, kenaikan itu melebihi 1,5 derajat Celcius dalam satu tahun di antaranya.
Data pada tahun 2019 lalu, menunjukkan suhu rata-rata bumi sudah lebih dari 1,0 derajat Celcius di atas periode pra-industri. Periode lima tahun terakhir (2014-2019) yang merupakan lima tahun terhangat dalam sejarah catatan data meteorologi.
Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Herizal, M.Si menyatakan, berdasarkan data tahun 2019, tahun 2019 merupakan tahun terpanas kedua setelah tahun 2016 untuk Indonesia.
“Ada peningkatan 0.84 derajat Celcius di atas rerata iklim 1981-2000 dan emisi gas rumah kaca (GRK) terukur di Stasiun GAW BMKG Kototabang terus meningkat mencapai 408,2 ppm meskipun masih relatif lebih rendah dari GRK global. Tercatat juga jumlah bencana hidrometeorologi terus bertambah mencapai 3.362 kejadian,” kata Herizal saat dihubungi, Rabu (15/7/2020).
Ia juga menyatakan hasil pengamatan di Jakarta yang dilakukan selama 150 tahun menunjukkan adanya peningkatan suhu rata-rata yang signifikan di Jakarta, yaitu 1,6 derajat Celcius dari tahun 1866 hingga 2012.
“Laju peningkatan ini jika dibandingkan dengan hasil analisis WMO, terlihat kenaikan suhu global sebesar 1.1 derajat Celcius terhadap zaman pra-industri yaitu pada rentang tahun 1850-1900, sebagai garis dasar periode acuan perubahan iklim global,” urainya.
Ia menyatakan peningkatan suhu udara berdampak pada lingkungan, misalnya perubahan pola hujan dan peningkatan cuaca ekstrem.