Celana Cingkrang

OLEH BUSTAMI RAHMAN

Jadi kita melihat proses sosial budaya ini akan berlangsung wajar seperti itu. Tidak usah terlalu ‘panik’ dengan perubahan sosial budaya, karena proses itu terus berjalan dan akan menemui titik equilibriumnya sendiri sampai kita kiamat kelak.

Cingkrang atau tidak cingkrang, berjanggut atau tidak berjanggut, mereka itu saudara kita sendiri. Yang kita lihat bukan pada pakaian atau janggutnya sebagai simbol. Yang kita nilai adalah iman dan amal sholehnya, karena itulah orang yg sebaik-baik mahluk.

“Innal ladzi na ‘aamanu wa ‘amilushaalihaati ulaa ika hum khairul bariyyah.”

“Sesungguhnya, orang yang beriman dan beramal sholeh, mereka itulah sebaik-baik makhluk”. (QS Al Bayyinah: 7). ***

Prof. Dr. Bustami Rahman, M.Sc, Pakar Sosiologi

Lihat juga...