Batik Ecoprint Buatan Klemin Diminati di Perancis

Editor: Makmun Hidayat

MALANG — Berawal dari kepeduliannya terhadap lingkungan, Sugeng Pribadi, yang juga berprofesi sebagai seniman ini mulai menekuni pembuatan batik ecoprint ramah lingkungan. Di tangannya, berbagai jenis daun mampu ia jadikan motif batik yang cantik dan alami. 

Pria yang lebih akrab disapa Klemin ini mengatakan, untuk membuat batik ecoprint sebenarnya cukup mudah, hanya saja tidak semua orang mampu membuatnya karena dibutuhkan keahlian khusus dan kesabaran.

“Batik ecoprint sebenarnya kita mengambil klorofil daun untuk kemudian ditransfer ke media kain dengan teknik dipukul (pounding) atau teknik kukus (steaming),” jelasnya saat ditemui di showroom rumahnya, yang berlokasi di jalan Pattimura, Kelurahan Temas, Kota Batu.

Klemin menjelaskan, untuk teknik steaming, selain kain polos, bahan yang dibutuhkan yaitu daun-daunan yang sesuai dengan motif diinginkan inginkan, tali untuk mengikat dan alat pengukus. Caranya,  kain digelar, kemudian di atasnya ditaruh daun-daunan yang sesuai dengan motif. Selanjutnya daun dilipat sesuai dengan besar ukuran pengukusnya. Baru setelah itu digulung dan di ikat erat baru kemudian dikukus selama 3 jam.

“Setelah itu baru kita dinginkan dan dilepas daunnya,” jelasnya.

Sementara teknik pounding juga tetap ada proses dikukus untuk menguatkan klorofil daun agar masuk ke pori-pori kain. Hanya saja waktu pengukusannya lebih singkat yakni satu jam.

Sugeng Pribadi (Klemin) menunjukkan cara pembuatan Batik Ecoprint dengan teknik pounding, Selasa (7/7/2020). -Foto: Agus Nurchaliq

“Jadi setelah daun dipukul-pukulkan pada kain, kemudian dilipat, terus dikukus satu jam. Selanjutnya diangin-anginkan selama 3 hari, baru dikunci warnanya dengan cara direndam menggunakan air kapur selama 5 menit. Setelah itu baru diangin-anginkan lagi sampai 3 hari baru dicuci bersih pakai deterjen khusus batik,” bebernya.

Lihat juga...