TdS 2020 Ditiadakan, UMKM Sumbar Turut Meradang

Editor: Makmun Hidayat

PADANG — Tour de Singkarak (TdS) yang merupakan salah satu event tahunan bertaraf internasional resmi ditiadakan tahun 2020 ini. Perekonomian seperti UMKM di daerah turut merasakan dampak akibat tidak diselenggarakannya event balap sepeda tersebut.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat, Novrial, mengatakan, ditiadakannya TdS 2020 bukan karena Sumatera Barat tidak mampu atau malah tidak punya anggaran. Tapi hal ini berkaitan dengan pandemi COVID-19 yang tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi turut dirasakan oleh negara lainnya.

Apalagi ke peserta TdS bukan dari pebalap sepeda lokal saja atau malah pembalap nasional, tapi diikuti oleh pembalap dunia yang datang dari berbagai negara. Sehingga menimbang situasi COVID-19 ini, Pemprov Sumatera Barat memutuskan tidak menyelenggarakan TdS di tahun 2020.

Ia mengakui bahwa banyak manfaat diselenggarakannya event TdS tersebut. Tidak hanya dinilai tingginya tingkat hunian hotel, adanya perbaikan jalan, tapi juga turut dirasakan bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Sebab, ada banyak wisatawan yang datang mengikuti dan menyaksikan TdS yang melintasi sebagian besar Sumatera Barat.

“Adanya TdS itu seperti menciptakan tempat di mana masyarakat turut bahagia, seperti pelaku UMKM. Masyarakat bisa menikmati hasil penjualan mereka di kawasan dilaluinya para pembalap. Tapi tahun ini, hal itu tidak bisa diwujudkan dulu,” katanya, Selasa (7/7/2020).

Novrial menyebutkan berbicara soal dampak perekonomian ada tiga persoalan dapat dirasakan akibat dari tidak diselenggarakannya TdS 2020 tersebut. Pertama itu adalah kehilangan news value sebagai kekuatan TdS. Di mana secara tidak langsung pelaksanaan event TdS membuat orang kenal dan ingin datang ke Sumatera Barat.

Lihat juga...