Pesan Ibu Tien Soeharto TMII Terus Dirawat
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
“Kalau semua sudah sepakat, bisa dijadikan SK YHK,” ujar Djoko Budiono yang juga pernah menjabat Manajer Teknik TMII dan Staf Ahli Direktur TMII.
Djoko pun mencontohkan, dalam renovasi anjungan daerah. Salah satunya, saat dia masih bertugas di TMII adalah renovasi anjungan Sulawesi Tenggara, mau dipugar pemerintah Sulawesi Tenggara.
Saat itu, kata Djoko, General Manager TMII, Sampurno, meminta dirinya untuk mencari informasi apakah tokoh adat Sulawesi Tenggara telah menyetujui pemudaran anjungan tersebut.
“Itu Pak Sampurno, bilang jangan mulai dulu kalau itu belum ditandatangani oleh seluruh tokoh adat Sulawesi Tenggara. Saya butuh tanda tangan seluruh tokoh adat itu, sudah teken di bawah gambar anjungan. Terus lihat itu tanda tangan asli semua atau tidak, baru bawa ke saya. Itu saya saksi hidup,” ujar Djoko Budiono yang juga pernah menjabat Manajer Tata Lingkungan TMII.
Djoko berharap dalam pengembangan pembangunan dan pelestarian TMII ke depan, manajemen TMII selalu mengingat yang disarankan Ibu Tien Soeharto dengan tetap berpikir modern.
Jadi, misalnya kata Djoko, rumah adat Buton. Cari yang paling asli di sana tapi di dalamnya sudah ada CCTV, wifi, toilet duduk. Tapi di sebelahnya ada kamar mandi khas Buton. Kalau di Jawa, biliknya dari bambu potongan tebal, tempat airnya pakai gayung, dan seperti jambangan. Sebelahnya sumur ada timbal sebagai hiasan, tapi air bisa datang pakai pompa.
“Jadi nilai budaya tradisi lokal itu ditampilkan tapi dalamnya ada teknologi. Tapi gayung dan timba batang kayu yang ditarik bandul tetap berfungsi. Jadi kalau ada tamu asing dijelaskan ini di Jawa. Tapi karena ini zaman modern sudah nggak praktis ada pompa. Nah ini contoh modernisasi, tapi wajah busananya tetap lestari,” ungkapnya.