Pesan Ibu Tien Soeharto TMII Terus Dirawat

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Dalam pelestarian budaya, Djoko mengaku mendapatkan pesan dari Ibu Tien Soeharto, yang tak mungkin dilupakan.

“Satu kalimat saja ibu Tien Soeharto bilang ke saya ‘Aku titip TMII, ya! Pesan ini maknanya luar biasa banget diterjemahkan satu tahun juga susah,” ucap Djoko mengenang.

Makna menitipkan TMII itu, kata Djoko, misalnya dari kualitas tanaman, kualitas lingkungan, pengawetan bangunan-bangunan. Ini kalau bisa 500 tahun ya, begini terus fungsi manfaat nilainya.

Sehingga kata dia, pada saat  merenovasi bangunan sebetulnya falsafahnya harus restorasi, bukan memugar. Karena restorasi itu bentuknya mengembalikan seperti semula.

“Nah, itu sebenarnya yang dimaui Ibu Tien Soeharto. Jadi kalau ada, kita bangun lain terus, justru mengalahkan yang lama itu sebenarnya bukan pelestarian. Jadi bangunan yang sifatnya bisa dipertahankan sebagai heritage itu. ‘Aku titip TMII ya, lestarikan TMII ya’,” urainya.

Menurutnya, melestarikan itu ada tiga, yakni perlindungan, pemanfaatan dan pengembangan. “Jadi kalau memang perlindungan bangunan itu diuri-uri, dipertahankan ya gitu saja. Tapi kalau hal yang sifatnya pengembangan, tambah wifi, CCTV, komputerisasi, digitalisasi,” ujarnya.

Sebaliknya kalau pengembangan bangunan, tentu dibuat sendiri. “Seperti Borobudur untuk mengembangkan rekreasi kan nggak oprak-oprak Borobudur ya, tapi kan sekitarnya. Ditambah hotel, restoran, dan lainnya,” ujarnya.

Dia menegaskan, alangkah indah jika membuat pedoman dalam pengelolaan dan pengembangan kawasan TMII. Diproduksi oleh seluruh jajaran staf TMII dalam kepemimpinan direksi yang kemudian diajukan kepada pengurus Yayasan Harapan Kita (YHK). Lalu diseminarkan melalui Focus Group Discussion (FGD).

Lihat juga...