Perginya Sang Pejuang Sunyi

Catatan Ringan Akhir Pekan, T. Taufiqulhadi

T. Taufiqulhadi (CDN/Istimewa)

BELASAN tahun hanya tertelungkup di pembaringan, dan hanya mampu menggerakan satu jari, akhirnya pemuda Srilanka yang lahir 37 tahun lalu ini, meninggal dunia Selasa lalu (28/4). Kematian Irfan Hafiz yang mulutnya selalu tertutup alat pendorong pernafasan itu,  membuat seluruh rakyat di negara pulau yang kerap tercabik karena isu sentimen sektarian tersebut, terhenyak dan merasa kehilangan.

Mengikuti pendapat dokter 30 tahun lalu, anak yang semula riang ini diperkirakan tidak akan melampaui usia 13 tahun. Ia mengidap apa yang disebut distrofi otot duchenne atau duchenne muscular dystrophy (DMD), ganggguan bawaan kelemahan otot. Tapi karena tekadnya sendiri dan kasih sayang lingkungannya, membuat pemuda ini bisa menikmati dunia dan memperkenalkan dunia melalui kacamatanya kepada kita hingga minggu kemarin, 25 tahun lebih lama dari perkiraan dokter. Bahkan ia menulis tiga buah buku, “Silent Strugle”, “Moments of Merriment” dan “Strugle of Though” yang luar biasa isinya dan karena caranya ia menulis. Ketiga buku tersebut dia selesaikan dengan hanya  dengan satu jari yang masih mampu ia gerakkan.

Irfan anak ketiga dari delapan bersaudara, yang lahir cukup sehat pada 1981. Maka oleh orang tuanya, Hafiz,  seorang guru, ia diberi nama Irfan, yang artinya orang bijaksana yang selalu bersyukur. Ayahnya yang seorang kecil berharap,  dalam keadaan serba terbatas, kelak anaknya akan selalu bersyukur.

Ia disekolahkan seperti anak-anak lainnya karena ia memang normal. Hanya para guru memperhatikan, anak ini sedikit lamban pergerakannya. Sekali waktu, ia ikut lomba lari.  Walau akhirnya mencapai finis, tapi itu dilakukannya dengan sangat susah payah dan paling akhir. Maka oleh guru, hal itu dilaporkan kepada ayahnya. Hafiz yang harus mengajar, meminta istrinya membawa Irfan ke dokter di sebuah rumah sakit kecil dan sederhana di Matara. Hasil diagnosa, dokter perempuan itu menduga, Irfan terkena suatu simptom yang disebut DMD. Meskipun demikian ia meminta orang tua Irfan untuk mencari opini kedua.

Lihat juga...