Misteri ‘Celah Kirkwood’ Terus Diteliti

Editor: Koko Triarko

“Hal ini memungkinkan asteroid saling menumbuk satu sama lain. Belum lagi pola garis edar asteroid yang sedemikian banyak berbeda. Ada yang mendekati lintasan edar lingkaran, ada yang ellips. Ini pun dicoba ditelusuri, khususnya oleh W.H. Ip tahun 1977. Hasilnya malah sebaliknya, pekerjaannya menunjukkan hasil yang berlawanan dengan hipotesis ini. Termasuk hasil perhitungan para pelopornya,” ujarnya.

Widya menyebutkan, bahwa asteroid yang cenderung lintasannya ellips justru memiliki kemungkinan terbesar dalam proses terjadinya tumbukan, sementara kondisi asteroid ini menjalani hidupnya di daerah luar sabuk utama, di mana hanya sedikit sekali jumlah asteroidnya.

“Bandingkan dengan sabuk utama yang terisi begitu banyak asteroid, bahkan dapat dikatakan hampir semuanya terkonsentrasi di Sabuk asteroid, kecuali di Celah Kirkwood. Seharusnyalah pada daerah yang padat inilah yang sering terjadi tumbukan asteroid,” ucapnya.

Terakhir adalah Hipotesis Kosmogoni, yang menyebutkan adanya Celah Kirkwood telah ada sejak lahirnya Tata Surya bersamaan dengan rentetan terbentuknya Matahari, planet, satelit, dan lainnya.

“Dalam hal ini memang harus diakui, bahwa landasan penelitian belum mencakup data observasi terhadap keseluruhan asteroid. Hal inilah yang menjadikan metode statistik menjadi sangat krusial,” ujar Widya.

Dari penelitian yang dilakukan Heppenheimer dan Greenberg pada 1978, memang dapat disimpulkan pada akhirnya dapat terbentuk daerah asteroid (Sabuk Asteroid).

“Ada pun yang saat ini berada di luar jalur tersebut, dapat terbentuk di mana saja tergantung kondisi awal nebula, sebagai adonan dasar pembentuk Tata Surya, dan dengan mekanisme yang terpisah dari pembentukan asteroid di Sabuk Asteroid,” ungkapnya.

Lihat juga...