Misteri ‘Celah Kirkwood’ Terus Diteliti
Editor: Koko Triarko
JAKARTA – Di antara Sabuk Asteroid yang terbentang dekat Jupiter, dikenal sebutan Celah Kirkwood. Yaitu, beberapa celah di mana tidak ada asteroid dalam area tersebut. Salah satu teori menyebutkan, bahwa ketiadaan asteroid pada area tersebut karena resonansi.
Kepala UPT OAIL ITERA Lampung, Hakim Luthfi Malasan, menyebutkan pada Sabuk Asteroid diamati adanya celah, yakni daerah yang tidak ada asteroidnya atau tuna asteroid. Tercatat ada empat celah, tapi yang jelas terlihat hanya tiga celah.

“Dari matahari, posisi celah ini ada pada jarak 2,5; 2,8; 3; dan 3 satuan astronomi. Satu satuan astronomi itu setara dengan 150 juta km,” kata Hakim, saat dihubungi, Minggu (31/5/2020).
Menurutnya, sabuk asteroid tersebut merentang dari 2 hingga 3,5 satuan astronomi. Sementara ketebalan celah rerata 0.2 satuan astronomi.
“Penjelasannya adalah resonansi orbit. Di jarak-jarak tersebut frekuensi alamiah asteroid sama dengan frekuensi orbit. Akibatnya, kedua frekuensi berinterferensi dan menghancurkan tubuh asteroid. Artinya, asteroid yang ada di celah-celah tersebut akan hancur karena resonansi,” ungkapnya, saat ditanyakan penyebab adanya celah ini.
Resonansi itu pertemuan dua frekuensi yang selasa, yang bisa mengakibatkan saling menguatkan dan bisa menghancurkan.
“Sebagai contoh, kalau insinyur sipil membangun jembatan harus perhitungkan frekuensi alamiah jembatan (batuan) dan frekuensi laju mobil. Harus diatur berbeda, agar tidak saling beresonansi,” urainya.