Misteri ‘Celah Kirkwood’ Terus Diteliti

Editor: Koko Triarko

Secara umum, menurut Hakim, tidak ada pengaruh celah ini terhadap kestabilan sabuk.

“Dia koeksis bersama sabuk asteroid dan terbentuk bersama sejak awal. Fenomena serupa juga bisa dilihat di cincin Saturnus, yang dinamakan celah cassini,” imbuhnya.

Astronom Planetarium dan Observatorium Jakarta (POJ),  Widya Sawitar, menyebutkan ada empat teori atau hipotesis yang menjelaskan terbentuknya Celah Kirkwood ini.

“Hipotesis Statistik yang menyebutkan sejatinya tetap ada asteroid dalam celah. Namun, mengalami gerak osilasi dan lebih banyak menghabiskan waktu di luar celah. Layaknya bandul pada pendulum yang menghabiskan waktunya lebih banyak di luar posisi setimbangnya. Inilah akhirnya yang membuat pengamat tidak atau sangat jarang melihat keberadaan asteroid di celah tersebut. Namun, dari penelitian P.J. Message (1966), F. Schweizer (1969), dan W.E. Wiesel (1976), diperoleh hipotesis statistik ini kurang sahih untuk dijadikan landasan, guna menjelaskan ketiadaan asteroid di celah,” kata Widya.

Yang ke dua, lanjutnya, adalah Hipotesis Gravitasi yang menguraikan adanya gangguan gravitasi Jupiter, yang menyebabkan mereka tersingkir.

“Hipotesis ini ditelusuri oleh W.H. Jefferys, V.G. Szebehely, T. Kiang, S. Aoki tahun 1978 secara simultan. Hasilnya pun dianggap kurang memuaskan dalam menjelaskan adanya Celah Kirkwood di Sabuk Asteroid. Dan pada kondisi sebaliknya, terdapat tiga jalur resonansi yang justru berisi asteroid yang dipisahkan dengan daerah yang kosong (Hecuba Gaps atau Celah Hecuba),” papar Widya.

Hipotesis ke tiga adalah Hipotesis Tumbukan, yang menyebutkan asteroid saling bertumbukan sedemikian terlempar dari jalur celah tersebut. Efek gangguan gravitasi Jupiter kemungkinan mampu mengubah pola edar asteroid, sedemikian perubahan letak asteroid terjadi.

Lihat juga...